Kendatidemikian, surah al-Anbiya [21] ayat 35 juga bisa dimaknai seluruh yang bernyawa akan mati (kematian makhluk), termasuk manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, atau malaikat. Hal ini dikuatkan oleh ayat lain, "Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (QS. Ar-Rahman PIDANAMATI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA DAN HUKUM PIDANA ISLAM. kekal, abadi dan u niversal. (Erwin, 2013: mutlak yang tidak dapat dikurangi dalam. kondisi dan alasan apapun. Allahmerupakan suatu zat yang Abadi dan Kekal Selamanya karena allah bersifat Baga' (Kekal). Dalil Aqli. Seandainya Allah tidak wajib Baqa' (kekal), maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang ada dalam sifat Qidam (dahulu). Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS tidak kekal bisa mati . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Usaiberseru di atas kayu salib, "Ya Bapa, kedalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu"( Lukas 23:46), Yesus memang mati. Namun Yesus tidak kehilangan eksistensiNya. RohNya menuju ke Firdaus bersama dengan penyamun yang ada disebelahnya, sebagaimana yang Ia janjikan (Lukas 23:42, 43). Yesus Kristus yang Ilahi adalah kekal. 20Sifat Wajib Bagi Allah 1. Wujud (Ada) - ﻭﺟﻮﺩ Adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan nya, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri. Dalil Aqli Adanya semesta alam yang kita lihat cukup untuk dijadikan sebagai alasan bahwa Allah itu ada, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya. Dalil Naqli hidupkekal tersebut. Tanpa menerima Yesus dengan cara apa saja manusia itu tidak dapat disebut "hidup", sebab mereka mati secara rohani. Jadi salah besar bila ada orang mengira bahwa dengan berbuat baik saja maka manusia bisa diterima oleh Sang Khalik. Salah besar bila melalui amal saja manusia dapat diterima "di sisi Allah". Bisajadi, besok adalah hari terakhir menikmati kehidupan dunia, atau bahkan ruh tak kembali lagi saat tidur di malam hari nanti. Tak ada seorang pun yang tahu di mana ia akan mati. Bisa jadi, kematian datang saat berada di tempat keramaian tanpa seorang pun yang mengenali, atau bisa pula saat sendirian tak ada seorang pun yang menemani. Tidakada sesuatu yang kekal di dunia ini. Kematian merupakan sebuah hakikat yang akan menghampiri semua manusia dan seluruh umat Nya, tidak ada yang mampu menolak atau menunda nya. Kematian menurut islam adalah kepastian. Hanya Allah yang mengetahui waktu dan cara nya. Siapayang tidak mati dalam dunia ini? Kematian adalah hal yang pasti akan dilalui oleh semua makhluk hidup. Kematian menurut Kristen adalah hal yang patut disyukuri karena kita beroleh hidup yang kekal nantinya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa harimau mati meninggalkan belangnya dan gajah mati meninggalkan gadingnya. Dapat dikatakan bahwa manusia yang meninggal akan meninggalkan kenangan FqUQ. Kata kekal artinya diluar dari kemungkina mati. Itu artinya apa yang abadi tidak bisa mati. Sejarah menunjukan bahwa setiap manusia memiliki pemikiran ada kehidupan setelah kematian. Hanya beberapa yang berani percaya bahwa kematian mengakhiri semuanya dan melalui kematian tubuh terdapat kematian roh dan jiwa manusia. Tapi Tuhan berbelas kasihanlah pada kita jiwa kubur adalah akhir segalanya! “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia” 1 Corinthians 1519. Dan hanya ada kepedihan dan putus asa dalam perkataan orang agnostik There is one steady star; and dim from afar, Comes the solace that dies in its gleam;There’s the coffin nail’s rust; the brain in white dust;And the sleeping that knows no dream. Lagu orang tidak percaya ini berkata bahwa ada “tidur yang tidak ada mimpi” Sebaliknya, Paulus berkata “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia” 2 Corinthians 51. Saksi Masa Lalu Dimanapun kematian menghampiri ada kesadaran akan kepastian keabadian. Jiwa abadi orang suci dan pembunuh menyerukan harapan yang sama tentang hidup setelah kematian. Pikiran kematian ada selamanya jarang muncul dalam pikiran manusia. Mesir, tempat belajar seni dan ilmu dunia, memiliki keyakinan kuat tentang keabadian. Professor Salmond dalam “Doctrine of Immortality” berkata bahwa orang Mesir punya reputasi menjadi orang pertama yang mengajarkan doctrine of immortality. Sering sekali peti jenasah disebut “perkakas kehidupan.” Seni balsam Mesir muncul dari kepercayaan mereka tentang keabadian. Pengertian mereka akan hidup sesudah kematian memunculkan ide pyramid, salah satu keajaiban dunia. Monumen ini dibangun karena kepercayaan jiwa kembali ketubuh dan membutuhkan tempat abadi. Jadi pyramid besar dan mumi Mesir mengatakan pada kita kepercayaan akan jiwa yang tidak mati. Orang Afrika percaya ada kehidupan setelah kematian. Kita diberitahu bahwa stri yang meninggal kuburnya diletakan disebelah tempat tinggal agar mereka tetap bersama dalam dunia “melihat roh yang pergi.” Madison C. Peters mengutip cerita David Livingstone tentang kepercayaan Chinsunse tua “Kita hidup hanya beberapa hari disini, tapi kita hidup kembali setelah kematian; kita tidak tahu dimana, atau dengan kondisi apa, atau siapa yang menemani, karena yang mati tidak kembali untuk mengatakan pada kita. Kadang yang mati kembali dan muncul dalam mimpi kita; tapi mereka tidak bicara, atau mengatakan kemana mereka pergi, ataua bagaimana keadaan mereka.” Kita baru mendengar kesaksian misionaris yang kembali dari ladang, tentang kepercayaan Afrika setelah kematian. Dalam kebuasannya, Indian di Utara Amerika, punya pemikiran tentang hidup sesudah kematian. Dalam suku Asiatik kepercayaan itu bisa sampai pada kremasi tubuh, api tuhan mengambil yang mati kepada allah didunia lain. Kadang binatang dikorbankan dalam api untuk mendahului mayat ketanah kemudian. Sebagian Indian Amerika Utara, percaya bahwa mereka menyediakan kepergian kepala suku dengan peralatan yang diperlukan dimana Roh Agung hidup, mengubur orang mati dengan busur dan panah serta kano. Indian memiliki beragam kebiasaan untuk menunjukan kepercayaan mereka tentang kehidupan setelah kematian. Saat gadis Indian Seneca mati, burung muda dipenjara sampai bisa menyanyi. Itu memberi pesan kasih sayang padanya. Melalui 6 milenium sejarah manusia, kita melihat keabadian sebagai suatu realita. Secara umum dipercaya, ini merupakan hal yang tidak bisa dirusak dari semua intuisi. Kita setuju dengan Dr. Lockyer “tanpa keraguan, meneguhkan bahwa kepercayaan adanya kehidupan setelah kematian datang dari wahyu manusia pertama melalui Penciptanya, dan menjelajah diseluruh masa. Harapan keabadian, berdiam dalam dada orang liar maupun suci, ditanamkan disana oleh Dia yang tidak berawal dan berakhir.” Saksi Alkitab Saat kita mencari subjek kekekalan dalam Alkitab, penting untuk diingat beberapa fakta penting tentang subjek ini. Didalam Alkitab tidak ditemukan “keabadian jiwa” Kita tidak mengajarkan bahwa Alkitab mengajar tentang penghilangan jiwa saat kematian. Pemikiran keberadaan jiwa yang abadi benar, tapi bahasa Alkitab tidak menunjuk pada “keabadian jiwa” Firman Tuhan menganggap keberadaan kekal setiap jiwa bergantung pada tujuannya. Setiap jiwa manusia kekal dan tidak hilang. Yesus berkata “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” Matthew 1028. Mereka yang mengajarkan “jiwa tertidur” membuat kita percaya kalau pengajaran itu Alkitabiah, tapi sebenarnya mereka salah tafsir. Manusia bisa membunuh tubuh, tapi hanya itu. Hanya Tuhan yang bisa membunuh Tubuh dan jiwa dan menghukumnya. Tiga Macam Kematian Kita membacar “Jiwa yang berdosa, harus mati” Ezekiel 184, tapi dalam Alkitab tidak ada petunjuk jiwa yang mati berarti hilang, atau tidak sadar. Alkitab mengajar bahwa ada 3 macam kematian dan perbedaannya jelas. Pertaman, kematian fisik, atau keterpisahan jiwa dari tubuh. Ini kematian tubuh yang ditunjukan dalam Hebrews 927, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja.” Kedua, Alkitab mengajarkan ada kematian rohani. Ini memisahkan jiwa dari Tuhan, kondisi orang belum percaya dimana Paulus berkata kalau mereka semua “mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” Ephesians 21, dan “jauh dari hidup persekutuan dengan Allah” Ephesians 418. Ketiga, ada kematian kekal atau terpisah selamanya dari Tuhan. Semua yang menderita kematian kekal ada dalam keadaan sadar, tapi “akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya” 2 Thessalonians 19, mereka “akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua” Revelation 218. Abadi Menjadi Fana Kata “abadi” dan “keabadian” digunakan dalam Alkitab untuk menunjuk pada manusia aplikasinya pada tubuh. Tubuh merupakan tempat pertama, saat dia menciptakannya, tubuh abadi diciptakan untuk ada selamanya. Tuhan telah memperingatkan Adam dan hawa jangan memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat, dengan berkata “pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Genesis 217. Mereka tidak taat, dan kematian mulai bekerja dalam tubuh. Keabadian menjadi fana. Paulus berkata “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut” Romans 512. Demikian juga kata penulis Ibrani, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja” Hebrews 927. Dan kita juga membaca dalam I Corinthians, “semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam” 1 Corinthians 1522. Semua ras manusia dari Adam, diputuskan mati. Kematian merupakan kutukan atas ras kita sebagai hasil dari dosa dan merupakan fakta sejarah dunia yang paling menyedihkan. Tubuh manusia tidak lagi memiliki keabadian, tapi fana –bisa mati. Keselamatan dari Kematian Tujuan kedatangan Tuhan Yesus Kristus adalah menawarkan keselamatan bagi ras yang sudah jatuh. Tidak ada manusia yang bisa melakukannya. Kematian menghentikan hidup. Satu-satunya cara manusia bisa lolos dari hukuman mati adalah melalui “kedatangan Tuhan yesus . . . satu-satunya yang tidak takluk kepada maut” 1 Timothy 614, 16. Jiwa manusia, walau memiliki keabadian, turun secara moral. Setelah kematian, tubuh menjadi rusak, dan rohnya kehilangan persekutuan dengan Tuhan. Tapi kebenaran diberikan pada kita melalui Paulus. Dia berkata “kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa” 2 Timothy 110. Suatu pikiran yang luar biasa! Yang Abadi jadi manusia “taat sampai mati” Philippians 28, agar Dia bisa menebus jiwa manusia, mengembalikan roh mereka kepada hubungan yang benar dengan Tuhan dan membuat tubuh mereka mewarisi ketidakhancuran. Ini kemenangan salib Kristus. Melalui kematianNya dan kebangkitanNya “menghapuskan kematian.” Dia mau jadi manusia “supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut” Hebrews 214. “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus” 1 Corinthians 1522. Hidup Kekal dan Keabadian Bagi penulis melihat pembahasan ini bisa lebih jelas jika kita melihat perbedaan antara hidup kekal dan keabadian. Istilahnya tidak sama. Saat seseorang percaya Yesus Kristus, dia menerima hidup kekal. Ini pemberian Tuhan pada orang berdosa karena menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi. “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” John 336. “barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.” John 647. “tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” John 2031. Karya keselamatan bagi orang berdosa berlaku saat dia dilahirkan kembali, tapi tidak benar mengatakan bahwa saat itu jiwa menjadi abadi. Sebenarnya jiwa tidak pernah kehilangan keabadiannya. Kelahiran kembali melalui Roh Kudus merupakan awal proses penebusan. Saat Roh Kudus berdiam dalam roh manusia, jiwa menerima hidup kekal. Tapi tubuh, walau mewarisi keabadian dan tidak rusak harus mati. Satu-satunya kemungkinan orang Kristen lolos dari kematian adalah berada saat Tuhan mengangkat semua orang percaya. Itu kemudian seseorang menerima dan menikmati hidup kekal walau kematian dan kubur menatap mereka. Tapi apakah ini yang terbaik yang bisa Tuhan berikan pada manusia? Haruskah tubuh kita mengalami penyakit, kesakitan, dan dikubur dan hilang selamanya? Ini dimana Tuhan menyempurnakan proses penebusan. Paulus berkata “kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita” Romans 823. Tapi apakah ada jaminan bahwa tubuh yang tidak bisa rusak ini benar-benar tidak rusak? Bisakah kita yakin bahwa kefanaan suatu saat akan dibungkus dengan keabadian? Kita bisa mengatakan bahwa untuk memenuhi perjanjian penebusan, Yesus Kristus pasti melaksanakan tugas membangkitkan orang percaya dalam Dia. Ada harapan dan kepastian dalam perkataan Tuhan “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” John 1125. Kesaksian Tuhan kita memastikan kebebasan dari kematian.. Penebusan jiwa sudah lalu, tapi penebusan tubuh masih akan datang. Karena manusia adalah trinitas, dan ketiga komponennya harus disatukan, maka manusia baru seperti gambar dan rupa Allah. Ini terjadi saat kebangkitan “saat manusia –seluruh bagiannya dibuat abadi.” Injil tidak memiliki kesempurnaannya dengan kematian Kristus. Paulus berkata “aku mau mengingatkan kamu kepada Injil . . . bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” 1 Corinthians 151-4. Yesus Kristus itu kekal, menjadi tidak abadi melalui kematianNya. Tapi itu hanya ketidakabadian sementara. Melalui kebangkitanNya dari kematian menjadi abadi, Anak Allah menjamin hal yang sama terjadi terhadap milikNya. Melalui Adam datang kefanaan dan kematian, dan melalui Adam terakhir datang hidup dan keabadian. “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.. . . Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.” 1 Corinthians 1520, 23. Seperti seluruh anak Adam mati, demikian juga setiap anak Tuhan dibangkitkan untuk tidak mati lagi. “Mereka milik Kristus” menyatakan pada kita siapa yang akan abadi. “Saat kedatanganNya!” Ini mengatakan pada kita kapan kita akan abadi. Keabadian merupakan langkah terakhir penebusan saat Tuhan datang kembali. Ini hanya untuk yang ditebus, bahwa “daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa” 1 Corinthians 155. “demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus” 1 Corinthians 1522. Walau tubuhnya membusuk ditanah, rohnya tetap hidup dan menunggu dihidupkan. Kita membaca “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” Romans 811. Jika Roh Kudus yang adalah Roh Kehidupan, berdiam didalammu, melalui Roh yang sama tubuh fana kita akan dibangkitkan kedalam hidup baru. Ini kemenangan yang Kristus berikat bagi kita melalui kematian dan kebangkitanNya. Dia mengalami kematian, bergumul dengan itu, dan menang. Dan sekarang, tanpa dihalangi kematian, diijinkan ikut dengannya dalam kemenangan itu. Abraham Kuyper berkata bahwa orang yang ditebus pasti mati, tapi tidak satu saatpun ada dibawa kuasa kematian. Bagi mereka itu seperti melewati gerbang, dari dunia kedunia lain bersama Tuhan dalam kekekalan. Satu hari Rasul Paulus berkata, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa” Romans 724-25. Kematian seperti menang saat itu masuk kedalam keluarga kita, dan satu demi satu, mengambil mereka yang terdekat dan terkasih kita. Tapi kematian tidak bisa menang atas orang percaya dalam Kristus, “Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis Maut telah ditelan dalam kemenangan” 1 Corinthians 1553, 54. Anak Allah tidak takut kematian. Satu hari saya berdiri disamping kubur nenek saya yang ada dalam Tuhan, bersyukur dan memuji Tuhan bahwa kematian telah dikalahkan Juruselamat kita. Saya menanti kedatangan Kristus dan hari dimana kubur terbuka dan yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan, dan bersama kita memuji “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? . . . Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” 1 Corinthians 1555, 57. Tubuh Baru Bagi yang Tua Sebuah majalah yang terkenal menerbitkan suatu artikel berjudul, tubuh baru bagi yang dari artikel adalah untuk menunjukan perkembangan yang sudah dicapai ilmu dalam memberikan tangan dan kaki baru bagi yang kehilangan dan mata bagi orang buta. Akhirnya, artikel itu memperkirakan bahwa satu hari nanti seluruh tubuh bisa ditukar dengan yang baru, “mendapat otak yang berkembang.” Artikel itu menyimpulkan, “Bagaimanapun dalam ribuan tahun kedepan hal ini masih belum pasti.” Betapa bodoh ilmu bisa berpikir untuk menghasilkan keabadian duniawi, membiarkan Tuhan diluar! Masalah keabadian bukan dari manusia. Pemikiran Alkitab tentang keabadian berarti hubungan manusia yang benar dengan Tuhan, dan hubungan seperti itu tidak bisa didapat dengan usaha manusia. Manusia harus mengakui Kristus yang abadi sebagai satu-satunya harapan setelah kematian. Tanpa salib Kristus tidak ada penebusan bagi ras yang jatuh, dan tanpa penebusan tidak ada harapan hidup abadi. Orang Kristen memiliki harapan yang didapat dari Pribadi dan Karya Kristus yang hidup. Petrus meneguhkan “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan” 1 Peter 13. Walau hidup kekal dan keabadian bukan istilah yang sama, tetap tidak ada keabadian tubuh bagi roh manusia yang belum menerima hidup kekal melalui iman dalam Tuhan Yesus Kristus. Tuhan kita berkata pada para murid “sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup” John 1419. Kebangkitan orang percaya dijamin melalui kebangkitan Kristus sendiri. Edward Rees pernah berkata bahwa ajaran keabadian yang terus membuat api kesetiaan ada dalam hati Paulus, merupakan pengajar terbesar disepanjang masa diluar Tuhan Yesus berulang kali menyatakan kebenaran ini. Pengajarannya berpusat pada Kristus dan mengarahkan pendengarnya kesurga “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya” Philippians 320, 21. Fakta ini merupakan harapan Gereja. William Jennings Bryan memberikan beberapa paragraph indah tentang hal ini. Jika Bapa sudi menyentuh dengan kuasa ilahi biji oak, dan bisa menembus tembok, apakah Dia akan mengabaikan manusia yang diciptakan seturut gambar dan rupaNya? Jika Dia memekarkan bunga, memberi bau harum disaat bersemi, apakah Dia akan menahan kata-kata harapan dari jiwa manusia saat kematian datang? Jika hal, baik yang diam dan mati, diubah oleh kekuatan alam kedalam berbagai bentuk, tidak mati, apakah roh manusia hilang dalam kunjungannya yang singkat, seperti tamu agung bagi rumah tanah liat ini?Tapi biarlah kita percaya bahwa Dia yang tidak membuang apapun, tapi membuat semuanya menjalankan rencana kekalNya, memberikan keabadian bagi yang fana, dan mengumpulkan bagi DiriNya roh murah hati bagi teman kami. Disaat kematian dan perpisahan dengan orang yang kita kasihi, kita memiliki kepercayaan yang menghibur ini bahwa kubur adalah gerbang masuk kedalam kemuliaan. Biarlah Tuhan memberikan anda hal itu, menerima hidup kekal dan kemenangan iman dalam kehidupan setelah kematian. Jika Yesus Allah, Mengapa Bisa Mati? Oleh Yolanda Saya banyak mengamati perdebatan antara kaum Muslim dan Kristen Trinitas di internet, dan berikut adalah kalimat yang selalu digunakan oleh saudara-saudara kaum Muslim untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Allah “Jika Yesus Kristus adalah Allah, mengapa Dia bisa mati? Allah tidak dapat mati!” dan nampaknya kaum Kristen Trinitas tidak dapat memberikan jawaban Alkitabiah yang jelas dan tegas. Betapa sedihnya melihat jauhnya ajaran Kekristenan telah lari dari doktrin dasar di mana gereja Kristus seharusnya berdiri. “Lalu Yesus bertanya kepada mereka "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Matius 16 di atas menunjukkan doktrin dasar Kristus dimana Gereja-Nya harus didirikan; yaitu Yesus Kristus adalah benar-benar Anak Allah. Nampaknya Lusifer tidak menyenangi fakta ini. Berbagai cara telah dia lakukan untuk menyembunyikan kePuteraan Kristus yang sebenarnya. Sebelum bumi diciptakan, Yesus Kristus yang bernama Mikhael, sudah disebut Anak Allah. Kelahiran Kristus dari Allah Bapalah yang membuat Dia berhak mewarisi KeAllahan/KeIlahian Bapa. Hal ini membuat Lusifer cemburu baca juga artikel ini “Mengapa Dosa Diizinkan”. Memang ada denominasi Kristen tertentu yang mengartikan bahwa Gereja Kristen didirikan di atas nama Petrus yang dalam bahasa Gerika Petros-G4074 berarti “batu,” tetapi sesuai dengan konteks ayat tersebut di atas, Yesus sedang berbicara tentang Diri-Nya, Dia sedang menanyakan apakah murid-murid-Nya tahu dan percaya bahwa Dia adalah benar-benar Anak lahir Allah yang hidup. Topik diskusi saat itu bukan tentang identitas Petrus, tetapi tentang identitas Yesus. Kristus adalah batu karang itu 1 Korintus 104. Yesus Kristus-Anak Allahlah dasar Gereja Kristen. Bukan Petrus-manusia biasa. Doktrin dasar inilah yang hilang dari Gereja yang mengaku Kristen. Sesuai sejarah yang benar, Gereja Kristen mula-mula percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang benar-benar lahir dari Bapa Untuk pelajaran selanjutnya tentang topik ini, klik artikel berikut “Penyerangan Atas Fondasi Kekristenan” Bab 3 dari buku “Kasih Allah Sedang Diadili”.Sekali lagi, menurut ayat di atas, fondasi Gereja Kristen seharusnya berdiri di atas iman Yesus Kristus sebagai Anak lahir Allah Bapa Yohanes 114,18; dan 316,18, dan bukan di atas iman yang mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah secara kiasan, metafora atau lambang saja seperti ajaran Trinitas. Menurut pengamatan saya, hal inilah yang menyebabkan kaum Trinitas Kristen tidak akan pernah mampu memberikan jawaban Alkitabiah yang jelas dan memuaskan atas tantangan dari kaum Muslim tersebut. Untuk pelajaran selanjutnya tentang Anak Lahir Bapa, klik artikel berikut “Diperanakkan/Begotten” , “Kristus Dilahirkan Bukan Diciptakan” dan Yesus sudah disebut Anak Allah sebelum bumi dan dosa ada-klik artikel berikut “Mengapa Dosa Diizinkan?”.Sebenarnya jawabannya sangat sederhana. Yesus bisa mati sebab Dia adalah Anak Allah dalam arti literal/harafiah. Bapa adalah satu-satunya Sumber Hidup. Sumber Hidup itu melahirkan/mengeluarkan Firman-Nya. Firman itu menjadi makhluk hidup yang bukan saja hanya dapat didengar tetapi dapat dilihat oleh seluruh makhluk hidup di alam semesta. Rupa dan wajah dari Firman Allah itu mirip sekali dengan Bapa-Nya Ibrani 13, sebab mereka adalah benar-benar Bapa dan anak. Oleh sebab Yesus keluar dari Bapa, maka Dia bukan Sumber Hidup itu, melainkan berasal dari, atau menerima hidup dari Sumber Hidup itu sendiri. “Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” 1 Korintus 8-6.“Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.” Yohanes 5 Bapa tidak dapat mati 1 Timotius 117 sebab Dia adalah Sumber Hidup yang Kekal. Kata kekal itu sendiri berarti selamanya tidak mati. Ibarat suatu sumber/mata air, apakah yang akan terjadi pada semua makhluk dan tumbuhan yang hidup di seluruh alam semesta ini yang hidupnya bergantung pada satu sumber mata air, dan mata air itu tiba-tiba mati? Tentu saja semuanya akan mati juga. Oleh karena Yesus bukan Sumber hidup itu melainkan Saluran hidup, maka Yesus bisa mati tanpa mengakibatkan kematian seluruh planet lain di alam semesta ini yang tidak jatuh ke dalam dosa. Perhatikan ke dua ayat di atas, Yesus berkata bahwa Dia menerima hidup-Nya dari Bapa. Dia tidak pernah mengatakan bahwa Dia adalah Sumber Hidup itu. Dia berkata bahwa Dia adalah satu-satunya saluran atau jalan kepada Sumber Hidup itu“Kata Yesus kepadanya "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14 berkata bahwa Bapa lebih besar dari semua“Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.” Yohanes 1029.“Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.” Yohanes 14 para penganut Trinitas tidak menerima ajaran Kristus dalam Yohanes 1428 dan Yohanes 526 sebagai ajaran literal. Mereka menganggap bahwa Yesus berkata-kata dalam bahasa kiasan saja, sebab mereka harus mengakomodasikan ajaran mereka. Tetapi hal ini merupakan suatu kesalahan besar! Manusia tidak cukup bijak untuk menentukan mana perkataan Kristus yang literal mana yang kiasan. Tugas kita adalah mempelajari Alkitab sesuai dengan konteksnya, dan membandingkan Alkitab dengan Alkitab, bukan membandingkan dengan konsep kita konkordansi “Strong,” kata hidup dalam Yohanes 526 berasal dari kata Gerika ZOE G2222 yang berarti hidup selamanya atau hidup kekal. Hidup kekal atau zoe inilah yang terputus ketika Adam jatuh ke dalam dosa. Oleh sebab itu, setelah kejatuhan manusia Adam, proses kematian kita mulai terjadi. Adam yang diciptakan dengan hidup kekal zoe sama seperti hidup Allah Bapa, berubah menjadi hidup sementara atau fana, yaitu hidup yang terputus dari Sumber Hidup. Hidup yang fana ini diterjemahkan dari kata Gerika PSUCHE G5590 dan digunakan untuk menggambarkan hidup manusia dalam keadaan yang terputus dari Sumber hidupnya. Kata hidup yang fana atau psuche ini digunakan dalam ayat-ayat berikut“Karena itu Aku berkata kepadamu Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” Matius 625.“Kemudian kata-Nya kepada mereka "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.” Markus 34.“Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.” Markus 835.“Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.” Lukas 1223.“Kata Petrus kepada-Nya “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!”” Yohanes 13 hidup Allah Bapa adalah hidup yang kekal zoe. Hidup manusia berdosa adalah hidup yang fana psuche. Sebagai Anak Allah secara lahiriah, Yesus Kristus mewarisi hidup kekal zoe . Adam juga diciptakan lengkap dengan hidup kekal zoe sebelum kejatuhan-nya, tapi karena Adam hanyalah anak Allah yang diciptakan—tidak dilahirkan oleh Bapa, maka Adam tidak mewarisi hakikat dan otoritas yang sama dengan Yesus Kristus. Rasul Paulus memberi perbedaan yang jelas antara Adam manusia yang pertama dan Yesus Kristus sebagai Adam manusia terakhir“Seperti ada tertulis "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.” 1 Korintus 15 bahwa, Adam yang pertama diciptakan untuk menjadi seorang makhluk hidup. Tetapi Yesus Kristus, dalam inkarnasinya menjadi manusia, memiliki roh yang mampu memberikan hidup kepada kita. Yesus mengatakan hal yang sama, bahwa Dia adalah hidup itu Yohanes 146. Kata hidup dalam Yohanes 146 ini adalah kata Zoe G2222 yang berarti hidup kejatuhan Adam, tidak seorang manusiapun yang memiliki hidup kekal zoe lagi. Kita semua mewarisi hidup yang fana psuche sebab hidup kita sudah terputus dari Sumber hidup kekal zoe Bapa. Dan inilah misi utama Kristus ketika Dia datang ke planet bumi ini; yaitu menyambung kembali hidup fana psuche kita kepada hidup kekal zoe Bapa seperti sebelum kejatuhan Adam yang pertama di Taman yang penting di sini adalah; kelahiran Yesus Kristus secara literal atau harafiah itulah yang membuat Dia memiliki hakaikat hidup yang SETARA atau SAMA dengan Bapa, yaitu hidup kekal psuche, dan otoritas yang setara dengan Bapa, sebab Dia juga adalah Allah di dalam sifat dasar-Nya. Dia berkuasa memberi kehidupan kekal zoe yang sama kepada siapa saja yang percaya kepada-Nya sebagai Anak yang benaar-benar lahir dari Allah Bapa Yohanes 633,51; 315-16,36. Dia adalah Allah dalam hakikat dasar-Nya, tetapi dalam pribadi, Dia adalah Anak Allah Untuk pelajaran mendalam, klik tautan berikut “Yesus Kristus Adalah Allah”. Dalam rencana penebusan manusia, Yesus Kristus rela memberi nyawanya untuk mati, pada saat yang sama, dia juga memiliki otoritas untuk menerima kembali nyawa-Nya dari Bapa. Hal ini dapat terjadi oleh karena Dia adalah Anak lahir Bapa.“Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku agar Aku dapat menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa menerimanya kembali. Inilah firman yang Kuterima dari Bapa-Ku.” Yohanes 1017-18 diterjemahkan dari KJV.Allah Bapa itu kekal 1 Timotius 117. Allah Bapa sebagai sumber hidup kekal zoe tidak dapat mati. Kristus adalah Anak Allah-saluran hidup kekal zoe. Sebagai Anak Allah, Dia dapat mati dengan cara berinkarnasi. Inkarnasi adalah pernyataan kasih Bapa yang terbesar dan tertinggi dalam rencana penebusan umat manusia. Yesus rela menanggalkan hidup kekal zoe-Nya, dan datang ke bumi ini, lahir dari seorang ibu manusia dan mewarisi hidup fana psuche agar Dia dapat menyerahkan sekaligus mengakhiri hidup fana psuche ini. Ayat-ayat berikut menggambarkan hidup yang fana psuche yang Yesus warisi dari ibu-Nya dalam inkarnasi-Nya.“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."” Matius 2028.“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."” Markus 1045.“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Yohanes 15 rela menanggalkan hidup kekal-Nya zoe G-2222 di dalam tangan Bapa. Segala sesuatu yang Dia lakukan di Bumi, adalah Bapa yang bekerja di dalam-Nya Yohanes 1410-11. Namun, oleh karena Dia adalah juga adalah Anak lahir Bapa, Dia tetap memiliki hakikat roh Bapa. Pelajari ayat-ayat berikut, dimana Yesus menyebut Diri-Nya sebagai Anak Manusia Matius 820; 96; 1023; Markus 210, 28; Lukas 524; 65, 22; 734 dll, tetapi pada saat yang sama, Dia juga menyebut Diri-Nya sebagai Anak Allah Yohanes 318; 523; 935; 1036 dll. Untuk pelajaran selanjutnya tentang dua kodrat hakikat Yesus Kristus, klik tautan berikut “Kemanusiaan Kristus.” Simaklah ayat-ayat berikut yang mengatakan bahwa Yesus Kristus memiliki hidup kekal Zoe-G2222“Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Yohanes 14.“Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 315.“Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Yohaens 633. “Akulah roti hidup.” Yohanes 648.“Jawab Yesus "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Yohanes 1125.“Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” Kolose 34P e n u t u pYesus Kristus dapat mati karena Dia bukan sumber, melainkan saluran hidup kekal itu. Dia berhak untuk menyerahkan hidup kekal-NYA, dan dengan sukarela berinkarnasi mewarisi hidup yang fana ibu-Nya agar Dia dapat mengakhiri hidup fana itu, dan menjadi saluran hidup kekal bagi manusia. Jadi, yang mati di kayu Salib itu adalah Anak Manusia dan Anak Allah di dalam satu tubuh. Semoga anda dapat melihat betapa PENTINGNYA doktrin dasar yang Yesus Kristus pesankan kepada para murid-Nya itu bahwa Dia adalah benar-benar Anak Allah yang hidup itu. Yolanda 01 Mei 2021 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID eT5x-D8680yah31zyBG1ybnQmlLEGhsRhD3SmSa0_ksgYGGOqbYb-Q==